Hal-Hal yang Harus Anda Ketahui tentang Budaya Korea Selatan
Budaya kontemporer Korea Selatan berkembang dari budaya tradisional Korea yang biasa pada suku nomaden Korea awal. Dengan mempertahankan ribuan tahun budaya Korea kuno, dengan pengaruh dari budaya Cina kuno, Korea Selatan berpisah pada jalur pengembangan budayanya sendiri jauh dari budaya Korea Utara sejak dibaginya Korea pada tahun 1948.
Industrialisasi, urbanisasi dan westernisasi di Korea Selatan, khususnya Seoul, telah membawa banyak perubahan pada gaya hidup orang Korea. Saat ini, banyak elemen budaya Korea Selatan, terutama budaya Korean Pop dan dunia perfilm-an nya yang sangat populer telah menyebar ke seluruh dunia, apalagi di Indonesia yang banyak sekali remaja yang menggandrungi dunia k-pop. Selain budaya Korea Selatan K-pop, Korea Selatan juga menyimpan banyak sekali keindahan dari tempat wisata Korea Selatan yang bisa Anda jelajahi untuk liburan terindah Anda. Mari kita simak hal-hal apa saja yang perlu diketahui tentang budaya Korea Selatan.
Kimchi adalah Budaya
Photo by @donnababe422
Kimchi adalah irisan sayuran kubis yang kemudian dilakukan fermentasi lalu dipadukan dengan saus cabai merah, dilengkapi pula dengan aroma lezat dari pasta ikan teri. Kimchi memiliki rasa yang pedas dan asam. Kimchi memiliki rasa yang pedas dan asam. Orang Korea menyukainya dan setiap makan biasanya selalu dengan kimchi ini.
Kimchi merupakan simbol dari budaya Korea Selatan: kuat, khas, dan menantang. Menyesuaikan dengan profil negara Korea Selatan yang kuat dan menantang. Beberapa para wisatawan tidak bisa menahan rasa yang dikandung oleh Kimchi tersebut, tetapi jika Anda bisa menikmatinya, Anda akan mendapatkan rasa hormat yang tulus dari penduduk Korea Selatan setempat. Jelas ini merupakan salah satu pengalaman makanan terbaik yang perlu Anda miliki di Korea Selatan.
Melepas Sepatu Ketika Memasuki Rumah
Photo by @rockallstar01
Budaya Korea Selatan yang satu ini sudah umum bagi orang Indonesia. Saat memasuki rumah orang Korea, Anda harus melepas sepatu atau sandal yang Anda gunakan. Melakukan sesuatu yang kurang merupakan tanda tidak hormat yang besar. Karena orang Korea Selatan konon memiliki hubungan yang tidak umum atau khusus dengan lantai mereka, yang mana merupakan tempat mereka duduk dan tidur. Lantai kotor tidak bisa ditoleransi di rumah orang Korea. Dan mereka kurang berkenan jika didatangi oleh tamu orang Barat karena dengan kebiasaan orang Barat yang selalu mengenakan sepatunya.
Minum Soju
Photo by @sakeplusid
Negara Korea Selatan memiliki budaya minum, dan minuman kerasa nasional mereka adalah soju, minuman yang mirip dengan vodka. Sudah pasti soju ini memabukkan dan seperti semua minuman keras di Korea yakni selalu disajikan dengan makanan. Gaya minum orang Korea yakni duduk merapat menyatu dengan riuh, diiringi suara dentingan gelas, dan sambil berteriak “Geonbae!” yang berarti ceria dan “One shot, uh!”
Pada malam hari, Anda akan melihat orang-orang keluar dari Norae Bang (karaoke) yang berjalan sempoyongan, tertawa, bernyanyi hingga berdebat atau marah-marah sendiri karena dalam kondisi mabuk dan tidak sadar. Orang Korea memiliki etika minum yang ketat, jangan pernah menuangkan minuman Anda sendiri, dan ketika menuangkan untuk orang yang lebih tua dari Anda harus dengan sopan karena sebagai tanda penghormatan.
Makan Nasi
Photo by @debtfree__wannabe
Seperti orang Jepang dan kita orang Indonesia, orang Korea makan nasi hampir setiap kali makan. Sudah tertanam dalam budaya mereka sehingga salah satu salam mereka yang paling umum adalah “Bab meogeosseo?” yang berarti “Apakah Anda sudah makan nasi?”.
Namun berbeda cara makan nasi orang Korea dengan orang Jepang. Warga Korea Selatan biasa makan nasi dengan menggunakan sendok, dan mereka juga tidak pernah mengangkat mangkuk nasi dari meja di hadapan mulut mereka. Dan juga uniknya sumpit tidak boleh dibiarkan mencuat dari mangkuk nasi, karena ini menyerupai cara nasi yang ditawarkan kepada orang yang sudah meninggal, konon begitu katanya.
Terlepas dari budaya Korea Selatan makan nasi, mengenai agama yang dianut Korea Selatan mayoritas adalah atheis yakni tidak memiliki agama. Namun penganut agama Buddha cukup besar di Negeri Ginseng ini. Terdapat penganut agama Katolik dan Kristen Protestan pula untuk mayoritasnya.
Perayaan Chuseok
Photo by @wang_food
Ciri khas Korea Selatan yakni dua dari liburan terpenting di negara Korea Selatan adalah Sŏllal yakni Tahun Baru Imlek dan Chusŏk yakni festival panen bulan atau biasa disebut sebagai hari Thanksgiving Korea Selatan, keduanya diamati sesuai dengan kalender lunar atau Cina. Chuseok sendiri biasa dirayakan saat bulan purnama tiba guna merayakan suksesnya panen dari para petani. Ini ditandai dengan pertemuan keluarga di kampung halaman leluhur atau di rumah kepala keluarga. Unsur tradisional perayaan liburan meliputi salam resmi, hormat dari para tetua, persiapan dan makan hidangan khusus seperti kue beras jenis tertentu (ddŏk) dan memakai pakaian tradisional (hanbok). Setelah merayakan chuseok Anda dapat refreshing dengan menikmati keindahan Seoul dari ketinggian dengan berkunjung ke Seoul Tower.
Pakaian Hanbok
Photo by @go.driver
Budaya Korea Selatan yang satu ini adalah hanbok. Hanbok adalah pakaian sehari-hari orang Korea selama ribuan tahun sebelum pembukaan negara ke Barat. Pakaian Barat telah menggantikan hanbok hampir dimana-mana, tetapi bahkan penduduk perkotaan umumnya tetap memakainya pada acara-acara khusus seperti pertemuan keluarga yang penting, liburan, pernikahan, dan pemakaman.
Hanbok Korea formal wanita dan anak perempuan terdiri dari beberapa lapis pakaian dalam di bawah rok panjang yang berwarna-warni yang mengembang dan dengan jaket pendek yang ditutup dengan dasi panjang. Untuk versi pria nya dan anak laki-laki terdiri dari celana panjang dan jaket lengan panjang yang lebar. Ada berbagi hanbok untuk acara-acara khusus, seperti pernikahan, ulang tahun, dan perayaan ulang tahun ke-61.
Tarian Rakyat Korea Selatan
Photo by @namson_almaty
Tarian rakyat tradisional dari warga Korea Selatan beberapa di antaranya kuno dan masih bertahan hidup, seperti tarian topeng (chŏyongmu) dari kerajaan Silla, tarian derek (hakchum) berasal dari Koryŏ, dan tarian burung bulbul musim semi (ch'unaengjŏn) yang mana tarian ini didukung dan dipromosikan oleh pemerintah Korea Selatan sebagai “properti budaya yang intangible”. Musik rakyat disertai dengan alat musik tradisional seperti kayagŭm (gitar 12 senar) dan chango (drum berbentuk jam pasir), telah mengalami kebangkitan dan dilakukan pada upacara dan acara-acara meriah.
Boryeong Mud Festival Lumpur
Photo by @ktoid
Di Korea Selatan bermain dengan lumpur sudah menjadi kebiasaan dan tradisi. Karena masyarakat Korea Selatan yakin dan percaya bahwa lumpur berkhasiat bagus untuk kulit. Dengan ini mereka menjadikan lumpur untuk diadakannya festival lumpur yakni yang biasa disebut dengan festival Boryeong Mud. Festival ini sudah ada sejak tahun 1998 dan banyak para wisatawan yang tertarik untuk mengikuti festival lumpur ini. Festival Boryeong Mud diadakan pada bulan Juli dan berjalan selama dua minggu. Jika Anda sedang berlibur dengan kekasih hati atau sang suami, Korea Selatan tak akan mengecewakan untuk liburan romantis di Korea Anda dengan dambaan hati.
Wajib Militer bagi Pria Korea Selatan
Photo by @aegyoid
Wajib Militer yang biasa disingkat dengan Wamil merupakan budaya Korea Selatan yang sudah tidak asing tentunya di telinga Anda. Wamil ini merupakan kegiatan aksi bela negara yang wajib dilakukan bagi setiap pria Korea Selatan yang berusia mulai dari 18 tahun hingga 35 tahun. Tentunya yang menjadi syarat umum utama wajib militer adalah sehat jasmani dan rohani, termasuk para aktor dan penyanyi tanpa ada pengecualian.
Jika sudah mendapatkan surat panggilan untuk wajib militer, maka harus siap berangkat untuk mengikuti wajib militer. Wajib militer diikuti selama 21 bulan. Aksi bela negara ini dalam rangka menciptakan angkatan bersenjata yang lebih baik dan mutakhir disertai dengan berbasis karir yang profesional.
thanks for reading -Kim Ara
thanks for reading -Kim Ara
Tidak ada komentar:
Posting Komentar